Kamis, 03 Oktober 2019

Romantisme Masa Lalu, Eksodus Perusahaan Jawa Barat, dan Relasi Politik



Masih ingatkah kalian peristiwa dimana bangsa Indonesia menasionalisasi perusahaan-perusahaan asing? Negara menasionalisasi perusahaan milik Belanda antara lain Bank Nederlandsche Indische Escompto Maatschappij (Bank Dagang Negara), Bank De Nationale Handelsbank N. V (Bank Umum Negara), N.V Nederlandsche Handels Maatschappij (Bank Exim), Koninklijke Nederlands Indische Luchtvaart Maatschappij/KNILM (Garuda Indonesia). Kemudian masih ingatkah semangat anti asing yang digaungkan Sukarno? Peristiwa yang terjadi sejak pergolakan di daerah berkobar dan dibentuknya negara boneka Malaysia. Peristiwa itu membuat Indonesia sangat anti dengan yang kebarat-baratan termasuk modal asing.

Rabu, 04 September 2019

Rasisme Adalah Sekat Persatuan Bangsa


Saya sangat mengutuk peristiwa rasisme yang terjadi di Malang dan Surabaya. Hal itu tidak terlepas dari prinsip saya bahwa kemerdekaan bangsa Indonesia dibangun bukan atas dasar suku, ras, dan agama tertentu yang merasa paling unggul atau paling berperan. Kemerdekaan Indonesia diraih atas dasar perjuangan bersama.

Jumat, 07 Juni 2019

Karya Ilmiah


  1. Skripsi. 2015. Peran Mohammad Husni Thamrin dalam Volksraad (1927-1941). Yogyakarta: UNY. https://eprints.uny.ac.id/26469/ dapat diakses secara lengkap di perpustakaan FIS UNY
  2. Conference. 2016. Fraksi Nasional: Multikulturalisme untuk Indonesia Merdeka yang Terpinggirkan dalam Pembelajaran Sejarah. Yogyakarta: UNY. https://eprints.uny.ac.id/45799/
  3. Conference. 2017. The Thinking of Economic Independence by Muhammad Husni Thamrin. Dokumen online tidak tersedia
  4. Conference. 2017. Volksraad: Malay Language (Indonesian) as a Mean of Political Strategy of National Fraction. https://www.atlantis-press.com/proceedings/icclas-17/25890987
  5. Jurnal IJMMU. 2018. Motion Thamrin: Language Politics and Inlander (Indigenous) Appellation for Indonesian People. https://ijmmu.com/index.php/ijmmu/article/view/110/100
  6. Tesis. 2018. Pengembangan Bahan Ajar Sejarah Perjuangan M. H. Thamrin Berbasis Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kesadaran Politik Siswa SMA N 1 Tambun Selatan. https://eprints.uns.ac.id/40633/
  7. Jurnal Historia. 2019. Efektivitas Modul Pembelajaran Sejarah Mohammad Husni Thamrin Untuk Meningkatkan Kesadaran Politik Siswa. http://ojs.fkip.ummetro.ac.id/index.php/sejarah/article/view/1638
  8. Jurnal Humaniora UGM. 2019. Volksraad (People Council): Radicale Concentratie Political Arena and National Fraction, 1918-1942. https://journal.ugm.ac.id/jurnal-humaniora/article/view/30505

Senin, 01 April 2019

Invasi Jepang, Depresi Ekonomi Adalah Pintu Gerbang

Depresi ekonomi yang terjadi di tahun 1930 merupakan pintu masuk jepang untuk merebut hati rakyat Indonesia. Di tengah mahalnya harga sembako dan merebaknya berbagai macam penyakit. Pedagang sekaligus mata-mata jepang menjual berbagai macam kebutuhan hidup rakyat dengan harga yang sangat murah. Jendral hoegeng di masa kecilnya memberikan kesaksian bahwa terdapat salah seorang jepang yang memiliki usaha toko kelontong dengan harga murah kemudian ketika jepang datang, orang itu merupakan salah satu perwira tinggi angkatan laut jepang. Tidak hanya itu, mata-mata jepang juga banyak yang menyamar sebagai jurnalis.

Jumat, 15 Februari 2019

Mohammad Husni Thamrin (Mat Seni)


Mohammad Husni Thamrin lahir di Sawah Besar, 16 Februari 1894 dari pasangan Thamrin Mohammad Tabrie (Bibit) dan Noerhamah. Thamrin Mohammad Tabrie merupakan seorang Indo yang memiliki ayah yang berasal dari Inggris dan bernama George Anton Ort dengan seorang nyai. Menurut pradipto niwandhono, Tabrie merupakan golongan pertama hasil dari perkawinan dengan nyai dan disebut liplap, sedangkan Thamrin yang merupakan garis keturunan kedua disebut grobiak. Tabrie kecil pada saat itu ingin dibawa oleh ayahnya ke Inggris agar mendapatkan kewarganegaraan inggris. Akan tetapi ayahnya meninggal terlebih dahulu dan Tabrie diasuh oleh Mohammad Tabrie. George Anton Ort juga meninggalkan sebuah hotel mewah pada saat itu yaitu hotel Ort De Rijwick Batavia yang kemudian dikelola oleh temannya.

Kamis, 14 Februari 2019

Kejayaan Gula dan Depresi Ekonomi 1930


Istilah disitu ada gula pasti ada semut sering kali kita dengar, mungkin ungkapan ini muncul ditahun 1918-1930an. Ini mungkin loh ya, karena belum ada sumber sejarah yang mengatakan demikian ini hanya kemungkinan saja. Pasca perang dunia I, Hindia Belanda menerapkan kebijakan penanaman padi dengan skala besar karena pada saat itu, harga beras sedang meningkat tajam. Kesempatan tersebut kemudian dimanfaatkan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk mengambil keuntungan sebesar-besarnya. Akan tetapi kondisi tersebut tidak berlangsung lama. Tepatnya, pada tahun 1920 harga komoditas dunia berubah.