Kamis, 31 Januari 2019

Belanda, Hindia Belanda, dan Politik Etis untuk Kaum Liberal


Kebijakan yang diambil untuk tanah Hindia Belanda tidak dapat dilepaskan dari kondisi politik di negeri induk (Belanda). Kita patut mengetahui siapa yang menguasai parlemen di negeri induk agar dapat menginterpretasikan kebijakan bagi tanah Hindia. Jika kita mengkaji dari sudut pandang sosiologi hukum, kebijakan yang dikeluarkan negeri induk bagi tanah Hindia sangat bertolak belakang dari norma dan nilai yang ada di masyarakat Hindia. Hal itu tidak terlepas dari pengaruh revolusi industri yang menjadikan politisi-politisi negeri Belanda semakin tamak dan rakus untuk kepentingan perutnya. Proses industrialisasi di tanah Hindia terus berkembang pesat, sebenarnya proses industrialisasi tidak hanya dilakukan oleh orang-orang Belanda yang menancapkan kepentingan perutnya di tanah Hindia. Akan tetapi kerajaan-kerajaan Nusantara yang dapat beradaptasi dengan zaman juga melakukan proses industrialisasi dengan mendirikan pabrik-pabrik gula.

Sabtu, 05 Januari 2019

Max Havelaar, Terusan Suez, dan Hindia Belanda


Menurut Djoko Soekiman dalam Kebudayaan Indies, novel yang lahir di zamannya dapat dijadikan sebagai sumber primer dalam sejarah. Hal itu terjadi karena penulis melahirkan karyanya atas dasar pengalamannya. Tentu itu juga memiliki kelemahan karena unsur kunci dari novel adalah imajinasi. Novel karya Multatuli (Ernest Douwes Dekker) yang berjudul Max Havelaar saya gunakan sebagai alat perangsang imajinasi zaman.

Selasa, 01 Januari 2019

Perang Dunia I dan Hindia Belanda


Perang Dunia I dan Hindia Belanda, Perang dunia I memiliki berbagai macam bumbu penyebab, bukan penyedap loh ya. Inti dari permasalahan pemicu Perang Dunia I adalah perebutan daerah pemasaran dan juga sumber bahan mentah untuk kepentingan industri mereka, yang kemudian menimbulkan sikap saling curiga dan pecah ketika bumbu-bumbu penyebab lain muncul. Lalu di tahun 1914-1918 Hindia Belanda keadaannya bagaimana sih? Di Hindia Belanda baru lahir sebuah organisasi besar pasca Budi Utomo, yaitu Sarekat Islam (Mendapatkan pengakuan legal tahun 1914).