Perang Dunia I dan
Hindia Belanda, Perang dunia I memiliki berbagai macam bumbu penyebab, bukan
penyedap loh ya. Inti dari permasalahan pemicu Perang Dunia I adalah perebutan
daerah pemasaran dan juga sumber bahan mentah untuk kepentingan industri
mereka, yang kemudian menimbulkan sikap saling curiga dan pecah ketika
bumbu-bumbu penyebab lain muncul. Lalu di tahun 1914-1918 Hindia Belanda
keadaannya bagaimana sih? Di Hindia Belanda baru lahir sebuah organisasi besar
pasca Budi Utomo, yaitu Sarekat Islam (Mendapatkan pengakuan legal tahun 1914).
Sebenarnya organisasi
ini telah berproses sejak 1909. Di tahun 1912 lahir sebuah organisasi radikal,
yaitu Indische Partij (Douwes Dekker kemudian disebut sebagai bapak
nasionalisme, kata Sukarno loh bukan kata saya). Indische Partij memberikan
ide-ide segar tentang nasionalisme, kemandirian berbangsa, dan kesetaraan ras
(kapan-kapan kita bahas). Saya loncat ya tapi kembali dulu ke Perang Dunia I,
salah satu negara yang ikut perang dalam Perang Dunia I adalah Inggris, yang
merupakan sekutu utama Belanda. Sehingga Belanda berjibaku membantunya. Di sisi
lain, Belanda berusaha membentuk Indie Weerbaar (Wajib Militer) di tanah
Hindia, dengan tujuan untuk melawan segala bentuk ancaman yang ingin menguasai
Hindia Belanda.
Siapa sih yang bisa
mengancam kekuasaan Belanda di Tanah Hindia? Ancaman hanya datang dari tanah
papua nugini yang dikuasai oleh Jerman. Sebelah Utara dan Selatan dikuasai oleh
Inggris, sedangkan sebelah Barat merupakan laut lepas. Rencana Indie Weerbaar
didengar oleh Budi Utomo dan Sarekat Islam. Lalu kemana Indische Partij? Mereka
sudah dibubarkan dan trio nasionalisme mengalami masa hukuman karena tulisannya
yang sangat tajam, terutama tulisan dengan judul “andai aku seorang Belanda”
(kapan-kapan dibahas). Budi Utomo menyetujui rencana Indie Weerbaar, sedangkan
Sarekat Islam mengajukan sebuah pernyataan yang juga merupakan sebuah tuntutan.
Untuk apa dibentuk Wajib Militer, sedangkan lembaga perwakilan saja di tanah
Hindia tidak ada, apa yang kita bela? Kemudian Budi Utomo dan Sarekat Islam
mengadakan kampanye dibentuknya sebuah lembaga perwakilan yang kemudian bernama
Volksraad (Proses terbentuk dari sudut pandang bangsa Indonesia, sebenarnya
dari sudut pandang bangsa Belanda proposal lembaga perwakilan telah dimulai dengan
diajukannya proposal GubJen Van Twist di tahun 1866).
Kampanye tersebut
berhasil menelurkan sebuah keputusan yang dikeluarkan oleh Ratu Wilhelmina pada
tahun 1916, bahwa lembaga perwakilan akan segera dibentuk. Realisasi
terbentuknya Volksraad baru dapat dilaksanakan pada tahun 1918. Saya mengkaji
Volksraad sejak 2014 hingga sekarang, di dalam buku-buku sejarah umum,
pertanyaan terkait kenapa pada tahun 1916 surat keputusan telah dikeluarkan
tetapi baru pada tahun 1918 direalisasikan tidak pernah ada yang menjawab.
Jawaban yang saya temukan selama saya mengkaji Volksraad adalah karena
pemerintah negeri induk sedang fokus menghadapi perang dunia I dan diharapkan
dengan “rayuan” Volksraad akan segera terbentuk maka Indie Weerbaar dapat
dilaksanakan untuk melindungi tanah Hindia. Akan tetapi, rencana Indie Weerbaar
tidak pernah terlaksana karena sayap politik Vanderlandsche Club beranggapan
bahwa jika masyarakat Indonesia diberikan senjata dapat menimbulkan pemberontakan.
Oleh sebab itu, sejak
berdirinya Volksraad, Mohammad Hatta mengatakan bahwa Volksraad merupakan
Schijn-Parlement (Dewan Rakyat yang palsu). Sebenarnya penelitian saya tentang
Volksraad berangkat dari omongan Mbah Hatta ini dan Mbah Agus Salim yang
mengatakan bahwa Volksraad Komidi Omong. Disitu muncul banyak pertanyaan dan
akhirnya saya banyak menemukan jawaban yang menarik. Balik lagi, Hindia Belanda
di tahun 1914-1916 dipimpin oleh Gubernur Jendral A.W.F.Idenburg yang menjabat
sejak 1909, dimana dibawah kepemimpinannya berbagai kebijakan dikeluarkan agar
Belanda dapat terus berkuasa di Hindia Belanda. Sehingga tidak heran jika trio
nasionalisme dibuang ke Belanda.
Hal itu juga tidak
terlepas dari keadaan dunia yang sedang menghadapi perang dunia I. Jika
Idenburg tidak bersikap keras maka Hindia Belanda akan jatuh ke tangan negara
lain dan Belanda pun kehilangan lumbung rempahnya. Berbeda dengan suksesornya
yaitu Van Limburg Stirum yang berusaha merangkul kaum nasionalis yang sebelumnya
dianggap sebagai pembangkang. Perang dunia I yang diakhiri dengan perjanjian
Versailles yang kemudian memberikan kesepakatan yang memberatkan bagi Jerman
merupakan pintu gerbang menuju perang dunia kedua. Sebelum lanjut Hindia
Belanda pasca Perang Dunia I kita ke materi Max Havelaar, Terusan Suez, dan
Hindia Belanda yuk.
Sumber:
- The Idea of Indonesia
- Perang Dunia I-II dan Latar Belakangnya
- Autobio Mohammad Hatta
- A. K. Pringgodigdo
- Di Bawah Bendera Revolusi
- Skripsi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar