AAsal kata nyai atau dalam sebutan buku" sejarah adalah
gundik. Nyai merupakan perempuan gula-gula bagi orang-orang eropa. Nyai ada
karena pada saat itu J. P. Coen meminta untuk dikirimkan perempuan-perempuan
bagi para serdadunya. Akan tetapi yg datang adalah perempuan yangg tidak
berkualitas atau dalam kata lain perempuan buangan.
J. P. Coen yang kecewa kemudian memperbolehkan para serdadu
belanda memiliki perempuan yang dijadikan sebagai gula-gula untuk memenuhi
hasrat seksual mereka, namun tidak dinikahkan secara sah. Status sosial nyai
lebih tinggi dari pada perempuan bangsa Indonesia yang lain. Banyak perempuan
pribumi yangg tertarik untuk menjadi nyai karena faktor ekonomi dan status sosial.
Berbicara status sosial, berdasarkan Atoeran Pemerintahan
Hindia, terdapat 3 kelas sosial di Hindia Belanda yaitu bangsa eropa, asia
(timur asing, kecuali jepang), dan Indonesia (priyayi dan kawula). Jika ingin
berpindah kasta (turun kasta), orang harus menyerupai kasta yang ingin
ditempatinya. Mereka tidak dapat naik kasta yang ada hanya turun kasta. Hal itu
terjadi jika orang eropa menikahi nyai secara sah, maka kastanya turun menjadi
pribumi. Anak-anak nyai yang ingin menjadi golongan
eropa, harus dibawa ke daerah asal ayahnya (Berdasarkan APH, tentang ketentuan
memilih kewarganegaraan dengan batas maximum usia 18 tahun). Anak-anak nyai ini
kelak melahirkan dua buah garis politik yang sangat berpengaruh di Hindia
Belanda. Dua buah garis politik ini adalah Vanderlandsche Club (bangga atas
darah ayah, sekaligus nama sayap politik) dan Motherlandsche (bangga atas darah
ibu).
Dari banyak tokoh terdapat 2 tokoh besar yang lahir dari darah nyai,
yaitu Douwes Dekker dan M. H. Thamrin. Tapi mereka ini sudah keturunan
kesekian. Bahkan dulu di Dewan Rakyat (DPR zaman Hindia Belanda) Thamrin
merupakan musuh utama dari fraksi VC (Vanderlandsche Club). Bahkan Thamrin
pernah melontarkan pernyataan “seharusnya VC lebih berpihak kepada saudaranya
dimana darah dari ibunya mengalir lebih deras. Rahim nyai tidak hanya
melahirkan kontribusi dari segi politik tapi juga sosial dan budaya (Kebudayaan
Indies). Sebuah perkawinan budaya antara eropa dengan penduduk lokal. Salah
satu contoh produk budaya itu adalah bangunan balaikota Jakarta dan masih banyak
lainnya.
Maaf catatan
kaki tidak dituliskan karena kapan-kapan ingin dijadikan artikel ilmiah. Referensi:
- Atoeran Pemerintah Hindia Belanda
- Kebudayaan Indies
- Yang Ter(Di)lupakan
- Dutch: Culture Overseas
- Batavia 400 Tahun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar