Kebijakan
yang diambil untuk tanah Hindia Belanda tidak dapat dilepaskan dari kondisi
politik di negeri induk (Belanda). Kita patut mengetahui siapa yang menguasai
parlemen di negeri induk agar dapat menginterpretasikan kebijakan bagi tanah
Hindia. Jika kita mengkaji dari sudut pandang sosiologi hukum, kebijakan yang
dikeluarkan negeri induk bagi tanah Hindia sangat bertolak belakang dari norma
dan nilai yang ada di masyarakat Hindia. Hal itu tidak terlepas dari pengaruh
revolusi industri yang menjadikan politisi-politisi negeri Belanda semakin
tamak dan rakus untuk kepentingan perutnya. Proses industrialisasi di tanah
Hindia terus berkembang pesat, sebenarnya proses industrialisasi tidak hanya
dilakukan oleh orang-orang Belanda yang menancapkan kepentingan perutnya di
tanah Hindia. Akan tetapi kerajaan-kerajaan Nusantara yang dapat beradaptasi
dengan zaman juga melakukan proses industrialisasi dengan mendirikan
pabrik-pabrik gula.
kalo mau copas boleh kok, asal dicantumkan alamatnya. silahkan download Peran M. H. Thamrin dalam Volksraad (1927-1941) di http://eprints.uny.ac.id/26469/ Semangat Belajar ! Alumni Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Yogyakarta dan Alumni Magister Pendidikan Sejarah Universitas Sebelas Maret
Kamis, 31 Januari 2019
Sabtu, 05 Januari 2019
Max Havelaar, Terusan Suez, dan Hindia Belanda
Menurut Djoko Soekiman
dalam Kebudayaan Indies, novel yang lahir di zamannya dapat dijadikan sebagai
sumber primer dalam sejarah. Hal itu terjadi karena penulis melahirkan karyanya
atas dasar pengalamannya. Tentu itu juga memiliki kelemahan karena unsur kunci
dari novel adalah imajinasi. Novel karya Multatuli (Ernest Douwes Dekker) yang
berjudul Max Havelaar saya gunakan sebagai alat perangsang imajinasi zaman.
Selasa, 01 Januari 2019
Perang Dunia I dan Hindia Belanda
Perang Dunia I dan
Hindia Belanda, Perang dunia I memiliki berbagai macam bumbu penyebab, bukan
penyedap loh ya. Inti dari permasalahan pemicu Perang Dunia I adalah perebutan
daerah pemasaran dan juga sumber bahan mentah untuk kepentingan industri
mereka, yang kemudian menimbulkan sikap saling curiga dan pecah ketika
bumbu-bumbu penyebab lain muncul. Lalu di tahun 1914-1918 Hindia Belanda
keadaannya bagaimana sih? Di Hindia Belanda baru lahir sebuah organisasi besar
pasca Budi Utomo, yaitu Sarekat Islam (Mendapatkan pengakuan legal tahun 1914).
Langganan:
Postingan (Atom)