Delapan
puluh delapan tahun sudah peristiwa Sumpah Pemuda berlalu. Peristiwa yang
memberikan gambaran kepada kita akan janji yang diucapkan oleh para pemuda yang
berintikan satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa. Melalui peristiwa itulah
lagu kebangsaan Indonesia Raya dikumandangkan. Sebuah hal yang unik adalah
tidak ditampilkannya proses pemilihan bendera kebangsaan Indonesia yaitu Merah
Putih.
Ternyata para pemuda telah sadar bahwa bendera Merah Putih telah menjadi sebuah simbol penghormatan yang sangat penting bagi rakyat Indonesia. Di Indonesia Timur tepatnya di pulau buru, bendera Merah Putih dipercaya memiliki kesaktian dan biasa digunakan untuk menghiasi rumah persembahan yang diberi nama huma-koni. Di wilayah Jawa Barat, Merah Putih biasa digunakan sebagai umbul-umbul yang diletakkan di sawah dan memiliki arti sebagai sebuah simbol penghormatan dan keceriaan rakyat Jawa Barat.
Masyarakat
Jawa menggunakan warna merah dan putih sebagai sebuah simbol keselamatan. Kedua
warna itu diwujudkan oleh masyarakat Jawa dalam bentuk bubur merah dan bubur
putih yang disajikan dalam setiap upacara pergantian nama. Warna merah dalam
bubur itu berasal dari gula Jawa (jenang abang), sedangkan warna putih berasal dari
bubur beras.
Warna
Merah dan Putih ternyata memiliki arti yang sangat luhur bagi masyarakat
Indonesia pada saat itu. Merah memiliki sebuah arti keinginan dan kemauan yang
kuat, sedangkan putih memiliki arti suci dan lambang dari sifat ketuhanan.
Melalui warna, manusia dapat tergerak hatinya dan dapat merasakan apa yang
terlihat serta dapat menggerakkan hatinya untuk bertindak.
Warna
Merah dan Putih mengartikan bahwa bangsa Indonesia harus memiliki jiwa yang
berbudi luhur, bersemangat pantang menyerah, dan berani karena benar. Berani
karena benar memberikan arti bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang berani
mengatakan sebuah kebenaran meskipun ditekan oleh siapapun. Keberanian itu
berlandaskan kesucian yang berusaha mewujudkan cita-cita masyarakat Indonesia
yang sejahtera.
Warna
Merah dan Putih mengajarkan kepada kita bahwa kebenaran harus diucapkan bukan
disembunyikan karena adanya rasa takut di dalam hati. Ketakutan itulah
merupakan sebuah perasaan yang digiring oleh setan untuk tidak dapat mengatakan
hal yang sebenarnya (kejujuran). Mohammad Hatta mengajarkan bahwa kejujuran
kami melarang kami menjadi orang penakut. Mohammad Hatta sadar bahwa kejujuran
bangsa Indonesia kelak dapat membawa kemerdekaan apabila seluruh bangsa
Indonesia berusaha untuk ikut serta menegakkannya. Tegaknya kejujuran dalam
sebuah negara bukan karena pemimpinnya saja, akan tetapi pondasi yang kuat dari
rakyat akan membuat kejujuran itu dapat bertahan lama.
Kejujuran
yang ada dalam setiap pemuda Indonesia kemudian membawa mereka berani
meneriakkan Indonesia Merdeka. Teriakkan Indonesia Merdeka merupakan sebuah
bentuk pelanggaran yang dapat dikenakan sanksi pembuangan oleh pemerintah
Kolonial. Teriakkan pemuda Indonesia itu merupakan sebuah simbol keberanian dan
kesucian hati untuk melawan penindasan yang berulangkali dilakukan oleh
pemerintah Kolonial.
Oleh
sebab itu, melalui sejarah perjuangan bangsa dan Sumpah Pemuda, masyarakat
Indonesia diharapkan kembali mampu memiliki warna Merah (semangat) dan Putih
(suci dalam pikiran) di setiap hati rakyatnya yang kini sudah mulai luntur.
Rakyat yang memiliki jiwa seperti itu akan ikut serta membangun Indonesia untuk
mengembalikan masa jayanya di masa silam. Jiwa yang demikian tidak menghendaki
hanya pemimpinnya saja yang bekerja keras dan dirinya berpangku tangan serta
terus menyalahkan kinerja pemerintah. Akan tetapi rakyat juga harus
bergotong-royong untuk bersama-sama mewujudkan janji kemerdekaan. Janji
kemerdekaan itu terwujud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, yaitu
terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Oleh
sebab itu, makna warna Merah dan Putih sekarang ini bisa kita terapkan dengan
cara menjadi warga negara yang memiliki semangat membangun negara dengan
bekerja keras. Salah satu contoh yang dapat kita lihat adalah kemenangan
Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir dalam olimpiade Rio 2016 yang mampu
mengibarkan warna Merah dan Putih. Kita juga dapat seperti mereka melalui cara
yang sedikit berbeda, misalkan mahasiswa untuk menunjukkan warna Merah dan
Putih tersebut mahasiswa harus rajin belajar meskipun tertatih-tatih.
Tidak
hanya mahasiswa, pekerja swasta, pegawai negeri, pedagang dan pekerja lainnya
seperti tukang becak dan sopir angkutan juga dapat menunjukkan kedua buah warna
bendera kebangsaan kita itu dengan cara bekerja keras membangun ekonomi
keluarga yang secara tidak langsung ikut serta membangun ekonomi bangsa.
Semangat kerja keras itu juga sesuai dengan ungkapan Presiden Joko Widodo yang
selalu mengatakan kerja, kerja, kerja. Maka usaha yang dilakukan oleh rakyat
merupakan langkah untuk mendukung pemerintah dalam rangka membangun bangsa
Indonesia yang lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar