Mohammad Husni Thamrin lahir di Sawah
Besar, 16 Februari 1894 dari pasangan Thamrin Mohammad Tabrie (Bibit) dan
Noerhamah. Thamrin Mohammad Tabrie merupakan seorang Indo yang memiliki ayah
yang berasal dari Inggris dan bernama George Anton Ort dengan seorang nyai.
Menurut pradipto niwandhono, Tabrie merupakan golongan pertama hasil dari
perkawinan dengan nyai dan disebut liplap, sedangkan Thamrin yang merupakan
garis keturunan kedua disebut grobiak. Tabrie kecil pada saat itu ingin dibawa
oleh ayahnya ke Inggris agar mendapatkan kewarganegaraan inggris. Akan tetapi
ayahnya meninggal terlebih dahulu dan Tabrie diasuh oleh Mohammad Tabrie.
George Anton Ort juga meninggalkan sebuah hotel mewah pada saat itu yaitu hotel
Ort De Rijwick Batavia yang kemudian dikelola oleh temannya.
kalo mau copas boleh kok, asal dicantumkan alamatnya. silahkan download Peran M. H. Thamrin dalam Volksraad (1927-1941) di http://eprints.uny.ac.id/26469/ Semangat Belajar ! Alumni Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Yogyakarta dan Alumni Magister Pendidikan Sejarah Universitas Sebelas Maret
Jumat, 15 Februari 2019
Kamis, 14 Februari 2019
Kejayaan Gula dan Depresi Ekonomi 1930
Istilah
disitu ada gula pasti ada semut sering kali kita dengar, mungkin ungkapan ini
muncul ditahun 1918-1930an. Ini mungkin loh ya, karena belum ada sumber sejarah
yang mengatakan demikian ini hanya kemungkinan saja. Pasca perang dunia I,
Hindia Belanda menerapkan kebijakan penanaman padi dengan skala besar karena
pada saat itu, harga beras sedang meningkat tajam. Kesempatan tersebut kemudian
dimanfaatkan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk mengambil keuntungan
sebesar-besarnya. Akan tetapi kondisi tersebut tidak berlangsung lama.
Tepatnya, pada tahun 1920 harga komoditas dunia berubah.
Langganan:
Postingan (Atom)