Minggu, 17 Juli 2016

Pradipto Niwandhono. 2011. Yang ter(di)lupakan. Djaman baroe.
1.      Kaum indo, kelompok mayoritas mereka lebih banyak menempati posisi menengah ke bawah dalam perusahaan swasta maupun jenjang birokrasi. Pada saat itu di dalam masyarakat tersebut orang Indo menjadi suatu permasalahan karena mereka menjadi suatu kelompok miskin tersendiri. Dari masyarakat pemukim tersebut. 25.
2.      Dalam pandangan ini indis lebih dipahami sebagai bagian dari kekuatan yang bersifat antagonis terhadap proses menjadi Indonesia. Disamping itu, orang-orang indis atau Indo sendiri sebagian besar tidak ingin mengidentifikasikan diri sebagai bagian dari bangsa Indonesia. Bagi mereka konsep tentang tanah air adalah Hindia Belanda yang terpisah dari Indonesia masa kini. 29.
3.      Nasionalisme itu biasanya berkaitan dengan hal-hal berikut: pertama, proses pembentukan identitas kebangsaan atau proses menjadi bangsa. Kedua, nasionalisme juga menampakkan dirinya dalam gerakan-gerakan politik dengan tujuan pembentukan suatu negara bangsa. 37.
4.      Istilah indis berasal dari kata indisch dalam bahasa belanda, yang merupakan kata sifat hasil bentukan dari kata hindia (indie), yaitu daerah koloni bangsa belanda di asia tenggara yang kemudian menjadi Indonesia. pengertian Indisch tidak lain adalah sifat kehindiaan. Dengan kata lain, indis mengacu pada berbagai bentuk percampuran antara pengaruh barat dengan unsur lokal. 45.
5.      Di Amerika terdapat istilah mestizo yang lebih lazim dipergunakan untuk merujuk pada kelompok penduduk berdarah campuran pada abad 17 dan 18. Istilah tersebut masih bermakna netral, karena dimunculkan dalam sebuah latar historis ketika belum ada suatu pengertian keturunan campuran sebagai sebuah kelas atau kelompok sosial dalam masyarakat kolonial, karena negara koloni belum benar-benar terwujud. 46-47.
6.      Pada abad ke 19 di Indonesia muncullah istilah kleurlingen atau kulit berwarna yang kemudian pada akhir abad tersebut, kelompok itu menyebut dirinya Indoeuropeanen atau Indo. 47.
7.      Terdapat dua buah kesenian yang dihasilkan oleh kelompok Indo yaitu music keroncong yang lahir dari mardijker (portugis) dan komedi stambul (campuran antara balet dan teater). 49.
8.      Komedi stambul berasal dari ibukota kerajaan ottoman yaitu istambul dan dipelopori oleh aguste mahieu yang membentuk kelompok stambul pada tahun 1892. 49.
9.      Pada masa kepemimpinan J. P. Coen, orang belanda asli atau totok tidak diperbolehkan menikah dengan pribumi. Maka, orang-orang belanda asli menjadikan wanita pribumi sebagai pasangan tidak resmi yang kemudian dikenal dengan istilah nyai. 53.
10.  Status sosial anak akan mengikuti ayahnya apabila mendapatkan kewarganegaraan sesuai dengan kewarganegaraan ayahnya setelah mengadakan perjalanan ke negeri asal.
11.  Tidak semua orang belanda totok atau indo merupakan pengikut setia pemerintah Belanda. salah satunya adalah Lucas Cardel yang menjadi pengikut sultan ageng yang kemudian mendapatkan gelar raden wiraguna. 56.
12.  Pada tahun 1839 pemerintah Hindia Belanda menutup peluang bagi masyarakat Indo untuk menduduki posisi sebagai pegawai pemerintahan. 60. Hal itu dikarenakan banyaknya golongan berpendidikan bangsa Indonesia yang telah lahir dan memiliki tingkat upah yang lebih rendah dan pemerintah membuka lowongan pegawai negeri hanya kepada pribumi dan penduduk eropa kelahiran negeri Belanda.
13.  Golongan indo hanya memungkinkan menempati posisi sebagai juru tulis. 60. Yang berarti setara dengan kelas sosial penduduk pribumi.
14.  Gubernur Jendral J. J. Rochussen (1845-1851) menulis kepada menteri urusan daerah jajahan mengenai rasa cemasnya terhadap kelompok kulit berwarna: “saya tetap mengamati kelompok ini supaya mereka tidak menjadi lebih berbahaya. Mereka semakin banyak jumlahnya, jika jumlah orang eropa meningkat; semakin tidak menyenangkan sikapnya, jika mereka didesak keluar dari segala upaya pelayanan. Semakin berbahaya jika mereka mengharapkan peningkatan pemberian instruksi.” 61.
15.  Terbentuknya terusan suez memberikan dampak bagi demografi masyarakat penduduk belanda yang ingin merantau ke Hindia Belanda sehingga banyak bermunculan kota-kota urban yang baru.
16.  Terdapat dua buah macam diskriminasi yang terjadi pada abad ke 19. Pertama, adalah diskriminasi berdasarkan kategori rasial dan warna kulit, yang menghasilkan pembedaan antara golongan eropa murni dan golongan indo-eropa atau kulit berwarna, atau antara golongan totok atau indo. Kedua, terdapat di lingkungan sosial orang Indo sendiri. Semakin gelap warna kulitnya, semakin indis gaya bicaranya, maka semakin rendah status sosial seseorang. 63.
17.  Seorang jurnalis bernama G. A. Andriesse menciptakan istilah trekkers dan blijvers. Trekkers mengacu pada sekumpulan orang belanda yang hanya singgah atau tinggal sementara di kepulauan Indonesia untuk kembali ke negara induk. Adapun blijvers adalah kelompok penduduk yang lahir dan tinggal di Hindia Belanda untuk seumur hidupnya. 64. Data jumlah penduduk kelahiran eropa dan hindia terdapat pada halaman 65.
18.  Banyak wanita eropa yang menghindari perkawinan campuran. Karena masyarakat pribumi dianggap sebagai sumber dekadensi kultural. 66.
19.  Golongan yang merupakan keturunan langsung belanda dan pribumi ‘grade satu’ disebut liplap, sedangkan ‘grade dua’ disebut grobiak dan ‘grade tiga’ disebut kasoedik. 68.
20.  Pada perkembangannya, kedua istilah tersebut menghilang dan digantikan dengan isitilah sinyo. Istilah sinyo adalah sebutan yang biasa dipergunakan untuk orang indo-eropa lapisan atas, bahkan untuk menyebut keturunan eropa pada umumnya. 68.
21.  Menurut J. Th. Koks, masyarakat indo-eropa dibagi ke dalam empat buah kelas. Pertama, adalah kelompok indo miskin atau disebut juga “indo kecil”. Kelas kedua, adalah orang-orang indo pegawai tingkat rendah. Ketiga, adalah kelompok indo kelas menengah yang rata-rata berpendidikan HBS. Keempat, adalah kelompok intelektual indo yang memiliki tingkat pendidikan tinggi dan mampu pergi ke Belanda. orang-orang dari golongan inilah yang kemudian tampil memperjuangkan emansipasi kaum indo. 68-69.
22.  Kelompok indo kecil tumbuh sebagai kelompok yang memiliki kesadaran dan rasa bangga akan identitas cultural yang khas dalam masyarakat kolonial tersebut. 71.
23.  Surat kabar pertama terbit di Batavia dengan nama Bataviasce Nouvelles pada tahun 1744. 76.
24.  Kebudayaan indisch ini dapat diidentifikasi, antara lain dengan adanya rumah-rumah bergaya Hindia (Indische Landhuizen) dari penduduk Belanda atau Indo kelas menengah dan pemilik perkebunan. 97.
25.  Nasionalisme indis pertama kali lahir ketika terbentuknya indische bond yang diprakarsai oleh G. A. Andriesse dengan semboyan Hindia untuk orang-orang Hindia. 96.
26.  Kemunculan Douwes Dekker yang dianggap sebagai bapak nasionalisme Indonesia oleh Sukarno membuat golongan indische bond terpecah menjadi dua buah haluan. Haluan pertama, haluan nasionalis radikal yang menganut gagasan-gagasan Douwes Dekker yang didukung oleh sebagian besar lapisan bawah masyarakat indo-eropa. Kedua, gerakan indis yang tetap ingin mempertahankan tujuan-tujuannya yang bersifat emansipatif dalam kerangka hubungan kolonial. 100.
27.  Tokoh haluan kedua adalah Frans Hendrik Karel Zaalberg yang merupakan tokoh Indische Bond dan pendiri IEV.100. zaalberg akan dibahas lebih lanjut pada halaman 104.
28.  Nasionalisme indis adalah suatu bentuk nasionalisme yang khas dari suatu masyarakat ras campuran dan memiliki leluhur yang sama dengan bangsa penjajahnya. 104.
29.  Perjuangan untuk memperoleh status kewarganegaraan bagi golongan indo terutama dihidupkan melalui konsep Jong Indie (Pemudia Hindia). 109.
30.  Zaalberg sebagai juru bicara kelas menengah atas indo-eropa. Walaupun kelas sosial ini menginginkan emansipasi dalam bidang politik dan kemasyarakatan, kenyataan bahwa posisi sosial-ekonomi mereka tidak merasakan keterasingan dan kebencian terhadap kulit putih sebagaimana kaum indo kecil. Lebih dari itu, golongan ini menginginkan terpeliharanya keserasian dalam masyarakat pemukim indis sebagai suatu kelompok campuran, pengemban cita-cita masyarakat sipil Hindia. Sebaliknya mereka memiliki pandangan yang cenderung merendahkan kaum bumiputera dan kecurigaan terhadap kaum radikal maupun golongan islam anti barat. 110-111.
31.  Tujuan IEV adalah menggalang persatuan diantara orang-orang Indo-Eropa dan menciptakan kesetaraan diantara para Indische Nederlanders (orang-orang Belanda Hindia) sehingga menjadikan mereka suatu kelas sosial. 111.
32.  Douwes Dekker dijelaskan secara lebih lanjut pada halaman 112.
33.  Indische Bond berdiri pada tahun 1898, pada bulan agustus 1907 di Bandung berdiri pula sebuah perkumpulan indis lainnya bernama Insulinde. Perkumpulan ini bertujuan mencapai keadaan yang lebih baik terutama bagi orang eropa yang lahir di Hindia Belanda, juga bagi orang eropa yang menetap secara permanen. Pendiri pertamanya adalah H. C. Zentgraaf. 127-128.
34.  Sekembalinya dari perjalanan ke eropa pada awal 1911, Douwes Dekker menetap di Bandung dan secara tetap ia mulai menuliskan artikel untuk organ insulinde. 128.
35.  Indische bond memberikan kesempatan kepada Douwes Dekker untuk menjadikannya pembicara utama dalam Kongres Ras Internasional. Douwes Dekker mengatakan jika orang-orang Indo atau kulit berwarna (kleurling) saya katakan bisa sejajar secara alami dengan orang-orang eropa, mengapa untuk kaum pribumi tidak bisa demikian, padahal pribumi merupakan faktor lain yang mengakibatkan keberadaannya. Dan jika demikian, kiranya juga orang-orang pribumi sejajar dengan orang-orang eropa. Secara biologis kita memang senang bahwa dalam jangka waktu yang lama di koloni ini, kulit berwarna ada lebih dekat pada unsur penduduk asli daripada orang eropa. Kita lebih seperti orang timur daripada orang barat, dan suatu bukti kuat untuk itu adalah sifat fisik kita. 129.
36.  Zaalberg setuju dengan pidato Douwes Dekker dan memberikan tanggapan dengan artikel berjudul jangan ada masalah ras. “tidak, tidak ada masalah ras! Pemerintah tidak pernah mengakui hal itu. Mereka telah menyatakan dengan begitu baik pada rancangan bahwa harus ada kesetaraan, plus tuslah sebagai premi untuk kemurnian ras. Kenyataannya tidak ada kesempatan di Hindia Belanda untuk posisi lebih tinggi dari seorang komis, juga pada posisi-posisi lain yang lebih tinggi. Juga dalam hal pendidikan sangat tertinggal dan memprihatinkan! Harapan indah akan kesetaraan sudah berakhir! Kaum elite pribumi sebenarnya sanggup untuk membiayai pendidikan di Belanda, dan anak-anak yang lahir di Hindia Belanda merupakan kelompok pertama yang dapat pergi sendiri ke Belanda demi pendidikan yang dipersyaratkan untuk dinas di Hindia, karena itu diperhitungkan posisi istimewanya…, tetapi mengenai ras, siapa yang membicarakan itu adalah pengkhianat negara. 130.
37.  Dalam Hindia untuk orang Hindia Douwes Dekker menuliskan “sekarang tahukah tuan isi program politik kami? Dengan tiga perkataan ia dapat dijelaskan: ‘Hindia untuk kami!’ kami orang yang tinggal menetap disini (blijvers), kami orang yang memindahkan kampung halamannya ke negeri ini, kami orang bumiputera! Untuk kami yang pertama kali mempunyai hak milik atas tanah air ini karena kelahiran. Hindia untuk orang Hindia. 134.
38.  Indische Partij didirikan pada tahun 1912. Pada tanggal 24 September 1912 Douwes Dekker mengirimkan surat kepada ratu Wilhelmina. “kami utusan Indische Partij , bertujuan hendak memberi hak kedaulatan penuh kepada rakyat koloni yang diperintah yang Mulia, yaitu segala sesuatu yang menjadi hak mutlaknya, menurut kehendak beribu bangsa Hindia (Indier), bersama ini mengirimkan rencana perjalanannya ke seluruh jawa. kami telah bermusyawarah di muka rapat umum di Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Madiun, Pekalongan, Tegal, dan Cirebon dimana dihadiri utusan-utusan dari perhimpunan Insulinde, Budi Utomo, Sarekat Islam yang membawa suara dari sejumlah 80.000 anggota, kartini club, mangun hardjo, dan tionghoa hwee kwan. Utusan memperingatkan kepada tindakan menahan-nahan hak orang, memperkosa kemajuan anak-anak dengan mempersulit berdirinya tempat perguruan baru. Keadaan di masa depan pasti akan mengecewakan sebab rakyat hanya tunduk karena takut, dan kesetiaannya tidak dapat diharapkan. Sangat perlu tambahan dan pembukaan sekolah-sekolah rendah, menengah, dan tinggi. persaudaraan erat telah timbul antara peranakan eropa disini dengan orang bumiputera. Utusan mengetahui banyak golongan yang tidak senang hati atas tindakan menurunkan kedudukan bangsa peranakan, yang dilakukan berulang-ulang. Kami memohonkan kepada yang mulia dengan sangat, agar dipergunakan pengaruh yang besar untuk mencegah agar janganlah cita-cita bangsa belanda yang telah dikenal luhur itu, kelak mungkin mengecewakan, karena kerajaan sangat teguh berpegang pada pendirian yang tidak bijaksana dan bersifat mementingkan diri sendiri. 142.
39.  Pada tanggal 31 maret 1913, pimpinan pusat menyatakan keputusannya untuk membubarkan partai. Demi kelangsungan perjuangan, baik pendukung indis maupun orang-orang Indonesia dalam perkumpulan itu disarankan untuk berpindah ke organisasi Insulinde. 150. Oleh sebab itu, banyak anggota IP melanjutkan karir politiknya dalam insulinde sehingga beberapa peneliti sejarah menyimpulkan bahwa insulinde merupakan kelanjutan daripada IP. Akan tetapi semangat Insulinde sudah sangat berbeda dengan IP.
40.  Pada umumnya radikalisme IP dihubungkan dengan pertama konsepsinya dalam mempertentangkan rakyat Hindia dan negara penjajah, dan kedua dengan serangannya terhadap tatanan berlapis menurut ras. 163.
41.  Tanggal 7-9 Juni 1919, dalam kongres tahunan Insulinde pusat telah mengambil keputusan untuk mengubah organisasi tersebut menjadi nationale indsiche partij (NIP) atau Sarekat Hindia. 176.
42.  IEV secara resmi dibentuk pada tanggal 13 Juli 1919. 182.
43.  Anggota IEV adalah orang-orang berdarah campuran. Disamping itu tidak dapat diabaikan adanya pendirian minoritas bahwa orang-orang Indonesia Kristen secara cultural juga dapat dianggap sebagai indis. 163.
44.  Pada tahun 1923, A. Th. Schalk, yang kemudian memprakarsai rencana kolonialisasi orang Indo-eropa di Irian. 190.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar