Pradipto
Niwandhono. 2011. Yang ter(di)lupakan. Djaman baroe.
1. Kaum
indo, kelompok mayoritas mereka lebih banyak menempati posisi menengah ke bawah
dalam perusahaan swasta maupun jenjang birokrasi. Pada saat itu di dalam
masyarakat tersebut orang Indo menjadi suatu permasalahan karena mereka menjadi
suatu kelompok miskin tersendiri. Dari masyarakat pemukim tersebut. 25.
2. Dalam
pandangan ini indis lebih dipahami sebagai bagian dari kekuatan yang bersifat
antagonis terhadap proses menjadi Indonesia. Disamping itu, orang-orang indis
atau Indo sendiri sebagian besar tidak ingin mengidentifikasikan diri sebagai
bagian dari bangsa Indonesia. Bagi mereka konsep tentang tanah air adalah
Hindia Belanda yang terpisah dari Indonesia masa kini. 29.
3. Nasionalisme
itu biasanya berkaitan dengan hal-hal berikut: pertama, proses pembentukan
identitas kebangsaan atau proses menjadi bangsa. Kedua, nasionalisme juga
menampakkan dirinya dalam gerakan-gerakan politik dengan tujuan pembentukan
suatu negara bangsa. 37.
4. Istilah
indis berasal dari kata indisch dalam bahasa belanda, yang merupakan kata sifat
hasil bentukan dari kata hindia (indie), yaitu daerah koloni bangsa belanda di
asia tenggara yang kemudian menjadi Indonesia. pengertian Indisch tidak lain
adalah sifat kehindiaan. Dengan kata lain, indis mengacu pada berbagai bentuk
percampuran antara pengaruh barat dengan unsur lokal. 45.
5. Di
Amerika terdapat istilah mestizo yang lebih lazim dipergunakan untuk merujuk
pada kelompok penduduk berdarah campuran pada abad 17 dan 18. Istilah tersebut
masih bermakna netral, karena dimunculkan dalam sebuah latar historis ketika
belum ada suatu pengertian keturunan campuran sebagai sebuah kelas atau
kelompok sosial dalam masyarakat kolonial, karena negara koloni belum
benar-benar terwujud. 46-47.
6. Pada
abad ke 19 di Indonesia muncullah istilah kleurlingen atau kulit berwarna yang
kemudian pada akhir abad tersebut, kelompok itu menyebut dirinya Indoeuropeanen
atau Indo. 47.
7. Terdapat
dua buah kesenian yang dihasilkan oleh kelompok Indo yaitu music keroncong yang
lahir dari mardijker (portugis) dan komedi stambul (campuran antara balet dan
teater). 49.
8. Komedi
stambul berasal dari ibukota kerajaan ottoman yaitu istambul dan dipelopori
oleh aguste mahieu yang membentuk kelompok stambul pada tahun 1892. 49.
9. Pada
masa kepemimpinan J. P. Coen, orang belanda asli atau totok tidak diperbolehkan
menikah dengan pribumi. Maka, orang-orang belanda asli menjadikan wanita
pribumi sebagai pasangan tidak resmi yang kemudian dikenal dengan istilah nyai.
53.
10. Status
sosial anak akan mengikuti ayahnya apabila mendapatkan kewarganegaraan sesuai
dengan kewarganegaraan ayahnya setelah mengadakan perjalanan ke negeri asal.
11. Tidak
semua orang belanda totok atau indo merupakan pengikut setia pemerintah
Belanda. salah satunya adalah Lucas Cardel yang menjadi pengikut sultan ageng
yang kemudian mendapatkan gelar raden wiraguna. 56.
12. Pada
tahun 1839 pemerintah Hindia Belanda menutup peluang bagi masyarakat Indo untuk
menduduki posisi sebagai pegawai pemerintahan. 60. Hal itu dikarenakan
banyaknya golongan berpendidikan bangsa Indonesia yang telah lahir dan memiliki
tingkat upah yang lebih rendah dan pemerintah membuka lowongan pegawai negeri
hanya kepada pribumi dan penduduk eropa kelahiran negeri Belanda.
13. Golongan
indo hanya memungkinkan menempati posisi sebagai juru tulis. 60. Yang berarti
setara dengan kelas sosial penduduk pribumi.
14. Gubernur
Jendral J. J. Rochussen (1845-1851) menulis kepada menteri urusan daerah
jajahan mengenai rasa cemasnya terhadap kelompok kulit berwarna: “saya tetap
mengamati kelompok ini supaya mereka tidak menjadi lebih berbahaya. Mereka
semakin banyak jumlahnya, jika jumlah orang eropa meningkat; semakin tidak
menyenangkan sikapnya, jika mereka didesak keluar dari segala upaya pelayanan.
Semakin berbahaya jika mereka mengharapkan peningkatan pemberian instruksi.”
61.
15. Terbentuknya
terusan suez memberikan dampak bagi demografi masyarakat penduduk belanda yang
ingin merantau ke Hindia Belanda sehingga banyak bermunculan kota-kota urban
yang baru.
16. Terdapat
dua buah macam diskriminasi yang terjadi pada abad ke 19. Pertama, adalah
diskriminasi berdasarkan kategori rasial dan warna kulit, yang menghasilkan
pembedaan antara golongan eropa murni dan golongan indo-eropa atau kulit
berwarna, atau antara golongan totok atau indo. Kedua, terdapat di lingkungan
sosial orang Indo sendiri. Semakin gelap warna kulitnya, semakin indis gaya
bicaranya, maka semakin rendah status sosial seseorang. 63.
17. Seorang
jurnalis bernama G. A. Andriesse menciptakan istilah trekkers dan blijvers.
Trekkers mengacu pada sekumpulan orang belanda yang hanya singgah atau tinggal
sementara di kepulauan Indonesia untuk kembali ke negara induk. Adapun blijvers
adalah kelompok penduduk yang lahir dan tinggal di Hindia Belanda untuk seumur
hidupnya. 64. Data jumlah penduduk kelahiran eropa dan hindia terdapat pada
halaman 65.
18. Banyak
wanita eropa yang menghindari perkawinan campuran. Karena masyarakat pribumi
dianggap sebagai sumber dekadensi kultural. 66.
19. Golongan
yang merupakan keturunan langsung belanda dan pribumi ‘grade satu’ disebut
liplap, sedangkan ‘grade dua’ disebut grobiak dan ‘grade tiga’ disebut
kasoedik. 68.
20. Pada
perkembangannya, kedua istilah tersebut menghilang dan digantikan dengan
isitilah sinyo. Istilah sinyo adalah sebutan yang biasa dipergunakan untuk
orang indo-eropa lapisan atas, bahkan untuk menyebut keturunan eropa pada
umumnya. 68.
21. Menurut
J. Th. Koks, masyarakat indo-eropa dibagi ke dalam empat buah kelas. Pertama,
adalah kelompok indo miskin atau disebut juga “indo kecil”. Kelas kedua, adalah
orang-orang indo pegawai tingkat rendah. Ketiga, adalah kelompok indo kelas
menengah yang rata-rata berpendidikan HBS. Keempat, adalah kelompok intelektual
indo yang memiliki tingkat pendidikan tinggi dan mampu pergi ke Belanda. orang-orang
dari golongan inilah yang kemudian tampil memperjuangkan emansipasi kaum indo.
68-69.
22. Kelompok
indo kecil tumbuh sebagai kelompok yang memiliki kesadaran dan rasa bangga akan
identitas cultural yang khas dalam masyarakat kolonial tersebut. 71.
23. Surat
kabar pertama terbit di Batavia dengan nama Bataviasce Nouvelles pada tahun
1744. 76.
24. Kebudayaan
indisch ini dapat diidentifikasi, antara lain dengan adanya rumah-rumah bergaya
Hindia (Indische Landhuizen) dari penduduk Belanda atau Indo kelas menengah dan
pemilik perkebunan. 97.
25. Nasionalisme
indis pertama kali lahir ketika terbentuknya indische bond yang diprakarsai
oleh G. A. Andriesse dengan semboyan Hindia untuk orang-orang Hindia. 96.
26. Kemunculan
Douwes Dekker yang dianggap sebagai bapak nasionalisme Indonesia oleh Sukarno
membuat golongan indische bond terpecah menjadi dua buah haluan. Haluan
pertama, haluan nasionalis radikal yang menganut gagasan-gagasan Douwes Dekker
yang didukung oleh sebagian besar lapisan bawah masyarakat indo-eropa. Kedua,
gerakan indis yang tetap ingin mempertahankan tujuan-tujuannya yang bersifat
emansipatif dalam kerangka hubungan kolonial. 100.
27. Tokoh
haluan kedua adalah Frans Hendrik Karel Zaalberg yang merupakan tokoh Indische
Bond dan pendiri IEV.100. zaalberg akan dibahas lebih lanjut pada halaman 104.
28. Nasionalisme
indis adalah suatu bentuk nasionalisme yang khas dari suatu masyarakat ras
campuran dan memiliki leluhur yang sama dengan bangsa penjajahnya. 104.
29. Perjuangan
untuk memperoleh status kewarganegaraan bagi golongan indo terutama dihidupkan
melalui konsep Jong Indie (Pemudia Hindia). 109.
30. Zaalberg
sebagai juru bicara kelas menengah atas indo-eropa. Walaupun kelas sosial ini
menginginkan emansipasi dalam bidang politik dan kemasyarakatan, kenyataan
bahwa posisi sosial-ekonomi mereka tidak merasakan keterasingan dan kebencian
terhadap kulit putih sebagaimana kaum indo kecil. Lebih dari itu, golongan ini
menginginkan terpeliharanya keserasian dalam masyarakat pemukim indis sebagai
suatu kelompok campuran, pengemban cita-cita masyarakat sipil Hindia.
Sebaliknya mereka memiliki pandangan yang cenderung merendahkan kaum bumiputera
dan kecurigaan terhadap kaum radikal maupun golongan islam anti barat. 110-111.
31. Tujuan
IEV adalah menggalang persatuan diantara orang-orang Indo-Eropa dan menciptakan
kesetaraan diantara para Indische Nederlanders (orang-orang Belanda Hindia)
sehingga menjadikan mereka suatu kelas sosial. 111.
32. Douwes
Dekker dijelaskan secara lebih lanjut pada halaman 112.
33. Indische
Bond berdiri pada tahun 1898, pada bulan agustus 1907 di Bandung berdiri pula
sebuah perkumpulan indis lainnya bernama Insulinde. Perkumpulan ini bertujuan
mencapai keadaan yang lebih baik terutama bagi orang eropa yang lahir di Hindia
Belanda, juga bagi orang eropa yang menetap secara permanen. Pendiri pertamanya
adalah H. C. Zentgraaf. 127-128.
34. Sekembalinya
dari perjalanan ke eropa pada awal 1911, Douwes Dekker menetap di Bandung dan
secara tetap ia mulai menuliskan artikel untuk organ insulinde. 128.
35. Indische
bond memberikan kesempatan kepada Douwes Dekker untuk menjadikannya pembicara
utama dalam Kongres Ras Internasional. Douwes Dekker mengatakan jika
orang-orang Indo atau kulit berwarna (kleurling) saya katakan bisa sejajar
secara alami dengan orang-orang eropa, mengapa untuk kaum pribumi tidak bisa
demikian, padahal pribumi merupakan faktor lain yang mengakibatkan
keberadaannya. Dan jika demikian, kiranya juga orang-orang pribumi sejajar
dengan orang-orang eropa. Secara biologis kita memang senang bahwa dalam jangka
waktu yang lama di koloni ini, kulit berwarna ada lebih dekat pada unsur
penduduk asli daripada orang eropa. Kita lebih seperti orang timur daripada
orang barat, dan suatu bukti kuat untuk itu adalah sifat fisik kita. 129.
36. Zaalberg
setuju dengan pidato Douwes Dekker dan memberikan tanggapan dengan artikel
berjudul jangan ada masalah ras. “tidak, tidak ada masalah ras! Pemerintah
tidak pernah mengakui hal itu. Mereka telah menyatakan dengan begitu baik pada
rancangan bahwa harus ada kesetaraan, plus tuslah sebagai premi untuk kemurnian
ras. Kenyataannya tidak ada kesempatan di Hindia Belanda untuk posisi lebih
tinggi dari seorang komis, juga pada posisi-posisi lain yang lebih tinggi. Juga
dalam hal pendidikan sangat tertinggal dan memprihatinkan! Harapan indah akan
kesetaraan sudah berakhir! Kaum elite pribumi sebenarnya sanggup untuk
membiayai pendidikan di Belanda, dan anak-anak yang lahir di Hindia Belanda
merupakan kelompok pertama yang dapat pergi sendiri ke Belanda demi pendidikan
yang dipersyaratkan untuk dinas di Hindia, karena itu diperhitungkan posisi
istimewanya…, tetapi mengenai ras, siapa yang membicarakan itu adalah
pengkhianat negara. 130.
37. Dalam
Hindia untuk orang Hindia Douwes Dekker menuliskan “sekarang tahukah tuan isi
program politik kami? Dengan tiga perkataan ia dapat dijelaskan: ‘Hindia untuk
kami!’ kami orang yang tinggal menetap disini (blijvers), kami orang yang
memindahkan kampung halamannya ke negeri ini, kami orang bumiputera! Untuk kami
yang pertama kali mempunyai hak milik atas tanah air ini karena kelahiran.
Hindia untuk orang Hindia. 134.
38. Indische
Partij didirikan pada tahun 1912. Pada tanggal 24 September 1912 Douwes Dekker
mengirimkan surat kepada ratu Wilhelmina. “kami utusan Indische Partij ,
bertujuan hendak memberi hak kedaulatan penuh kepada rakyat koloni yang
diperintah yang Mulia, yaitu segala sesuatu yang menjadi hak mutlaknya, menurut
kehendak beribu bangsa Hindia (Indier), bersama ini mengirimkan rencana
perjalanannya ke seluruh jawa. kami telah bermusyawarah di muka rapat umum di
Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Madiun, Pekalongan, Tegal, dan Cirebon dimana
dihadiri utusan-utusan dari perhimpunan Insulinde, Budi Utomo, Sarekat Islam
yang membawa suara dari sejumlah 80.000 anggota, kartini club, mangun hardjo,
dan tionghoa hwee kwan. Utusan memperingatkan kepada tindakan menahan-nahan hak
orang, memperkosa kemajuan anak-anak dengan mempersulit berdirinya tempat
perguruan baru. Keadaan di masa depan pasti akan mengecewakan sebab rakyat
hanya tunduk karena takut, dan kesetiaannya tidak dapat diharapkan. Sangat
perlu tambahan dan pembukaan sekolah-sekolah rendah, menengah, dan tinggi.
persaudaraan erat telah timbul antara peranakan eropa disini dengan orang
bumiputera. Utusan mengetahui banyak golongan yang tidak senang hati atas
tindakan menurunkan kedudukan bangsa peranakan, yang dilakukan berulang-ulang.
Kami memohonkan kepada yang mulia dengan sangat, agar dipergunakan pengaruh
yang besar untuk mencegah agar janganlah cita-cita bangsa belanda yang telah
dikenal luhur itu, kelak mungkin mengecewakan, karena kerajaan sangat teguh
berpegang pada pendirian yang tidak bijaksana dan bersifat mementingkan diri
sendiri. 142.
39. Pada
tanggal 31 maret 1913, pimpinan pusat menyatakan keputusannya untuk membubarkan
partai. Demi kelangsungan perjuangan, baik pendukung indis maupun orang-orang
Indonesia dalam perkumpulan itu disarankan untuk berpindah ke organisasi
Insulinde. 150. Oleh sebab itu, banyak anggota IP melanjutkan karir politiknya
dalam insulinde sehingga beberapa peneliti sejarah menyimpulkan bahwa insulinde
merupakan kelanjutan daripada IP. Akan tetapi semangat Insulinde sudah sangat
berbeda dengan IP.
40. Pada
umumnya radikalisme IP dihubungkan dengan pertama konsepsinya dalam
mempertentangkan rakyat Hindia dan negara penjajah, dan kedua dengan serangannya
terhadap tatanan berlapis menurut ras. 163.
41. Tanggal
7-9 Juni 1919, dalam kongres tahunan Insulinde pusat telah mengambil keputusan
untuk mengubah organisasi tersebut menjadi nationale indsiche partij (NIP) atau
Sarekat Hindia. 176.
42. IEV
secara resmi dibentuk pada tanggal 13 Juli 1919. 182.
43. Anggota
IEV adalah orang-orang berdarah campuran. Disamping itu tidak dapat diabaikan
adanya pendirian minoritas bahwa orang-orang Indonesia Kristen secara cultural
juga dapat dianggap sebagai indis. 163.
44. Pada
tahun 1923, A. Th. Schalk, yang kemudian memprakarsai rencana kolonialisasi
orang Indo-eropa di Irian. 190.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar