Depresi ekonomi yang terjadi di
tahun 1930 merupakan pintu masuk jepang untuk merebut hati rakyat Indonesia. Di
tengah mahalnya harga sembako dan merebaknya berbagai macam penyakit. Pedagang
sekaligus mata-mata jepang menjual berbagai macam kebutuhan hidup rakyat dengan
harga yang sangat murah. Jendral hoegeng di masa kecilnya memberikan kesaksian
bahwa terdapat salah seorang jepang yang memiliki usaha toko kelontong dengan
harga murah kemudian ketika jepang datang, orang itu merupakan salah satu
perwira tinggi angkatan laut jepang. Tidak hanya itu, mata-mata jepang
juga banyak yang menyamar sebagai jurnalis.